Jumat, 06 Februari 2009

Aya - aya wae ...!

Jam 11:10 nan ada telpon masuk dari no. 02291-sekian-sekian
" Halo dg pak To*** pak ?" ; "iya betul jawabku";
"ini saya pak Tr**** dari TVRI"; "iya ada apa pak..?" tanyaku;
"kami mau liputan, produksinya hari apa aja ?"; "dari TVRI mana pak . . ?" tanyaku ... ?, diseberang telepon terdiam sesaat, belum menjawab aku tanya lagi
"dari TVRI Bandung pak ...?" tanyaku lagi mengejar, ". ..iya..." jawabnya pendek, "kami produksi tiap hari" kujawab pertanyaan sebelumnya,
"kami mau liputan hari ini bisa...?"; "bisa pak kami ada produksi terus kok", setelah memastikan dia akan datang ke tempat kami saya tanya lagi "untuk acara apa pak liputannya ...?";
"Berita Sore" jawabnya "Okey kami kesana pak sekarang di daerah By-pass deket nggak kearah sana . . . ?; "kami di daerah Ujungberung" setelah telepon ditutup saya kabarin ke orang-orang produksi akan ada liputan dari TV -walaupun hanya TVRI-.

Kami memang lagi sibuk-sibuknya hari-hari ini, pekerjaan pun berlanjut karena saat itu kami sedang mempercepat beberapa rencana pengiriman barang
Jam 12 kurang Flexy-ku berbunyi lagi, kulihat selintas kayaknya dari orang tadi-TVRI.
"pak kami di daerah Polda by-Pass, kalo masuk Jl. Rumah Sakit nanti belok kemana, Pak ?"; "terus saja ke utara nanti belok kiri, cari Jl. Cijambe tanya aja Komp. Perumahan Sim** As**";
"o..iya pak kami kesana sekarang" mereka memastikan akan datang.
Ditunggu 1/4 jam - waktu yang biasa saya tempuh dari tempat mereka nelepon ke rumah-, 1/2 jam, 1 jam, 1 jam lebih masih belum datang juga aku pikir mereka cari makan dulu dijalan mungkin, waktu makan di tempat kami sudah lewat karena karena menunggu mereka, kami putuskan makan siang saja- dengan semua karyawan- yang pasti sudah telat, kalau mereka datang biarkanlah mereka menunggu sambil kami menyelesaikan makan siang toh mereka pun telat dari janji waktu yang mereka katakan.

Selesai kami menyelesaikan 'urusan' kami aku berpikir ada yang aneh si TVRI crew nih, hampir dua jam dari mereka menelepon dan janji akan datang menuju tempat kami, karena kami memang sedang sibuk-sibuknya aku buang pikiran harapan mereka akan datang - lagian kami nggak butuh-butuh amat dengan liputan TVRI pikir sombongku. Memang di tempat kami TVRI sudah jarang yang nonton, dari obrolan beberapa teman dan orang-orang sekitar memang mereka jarang menonton TVRI saat ini -kalo tidak boleh disebut tidak.
Berpikir kenapa mereka tidak datang kemungkinannya,
  • Mereka makan dulu dijalan kemudian ke tempat kami, tapi kok dari lamanya waktu yang dibutuhkan untuk makan mestinya sudah sampai.
  • Kali ini aku berpikir aneh kali..., jangan-jangan mereka bukan dari TVRI dan memancing saya untuk menelepon balik ke mereka menanyakan " kok lama belum datang juga ...?" dan mereka akan menjawab dan menawarkan deal-deal lain yang bersifat ekonomi yang mungkin bisa 'meminta' ini itu, modus lain penipuan.
  • Atau mereka benar-benar dari TVRI dan benar-benar berhalangan dan benar-benar membatalkan liputan dan benar-benar nggak bisa menelepon kami untuk membatalkan dan benar-benar lupa untuk menelepon. Rasanya benar-benar nggak mungkin pikirku karena sebelumnya mereka benar-benar menelepon akan datang meliput.
Feeling saya sih kayaknya nih alasan yang kedua ... ... ... ?

Selang lima hari ada telepon masuk dari nomor yang sama seperti waktu orang TVRI yang menelepon mau meliput waktu itu, mereka bilang mau langsung meliput karena sudah dekat -di Cicadas- katanya, seperti yang pernah dikatakannya lima hari yang lalu. Saya jawab nggak bisa karena kami mau pergi keluar -sambil melihat apakah mereka benar-benar dari TVRI- dan setelah itu dibalik telepon mereka menjawab "...Ooh ... begitu ..yah, lain kali aja yah Pak...?." sudah segitu saja jawabnya ... ... ...?

Feeling saya kayaknya sih benar, karena dalam minggu itu saya mendapat informasi dari Produser Bandung TV bahwa kasus seperti itu banyak terjadi dan yang mengaku wartawan seperti itu banyak hanya bermodal Handycam, dan Bandung TV benar-benar meliput tempat kami akhirnya, dan benar-benar profesional.

Sampai sekarang orang yang mengaku dari TVRI nggak muncul lagi teleponnya ... Aya-aya...wae...!